Monday, 5 December 2011

Pengganti Zdravco Dragicevic I

https://lh5.googleusercontent.com/-qFuL3zZq8sQ/Tp5eErv0kFI/AAAAAAAAGIM/VWmwwGNN1qg/s640/wall-starting-vs-semen-padang-2011-2012-wide.jpg
Sudah beberapa minggu ini, tim maung bandung diterpa isu akan didepaknya striker mereka asala Montenegro yaitu, Zdravco Dragicevic. Kontrak pemain yang memiliki kulit putih ini isunya akan diputus ditengah jalan oleh jajaran pengurus PT. PBB (Persib Bandung Bermartabat) karena kinerja yang kurang apik selama membela persib bandung. Apalagi ditambah oleh masalah ITC (International Transfer Certificate) yang menjadi kendala, karena tanpa ITC pemain tersebut tidak boleh bermain disebuah laga resmi.
Berikut ini saya ingin memberikan rekomendasi kepada pengurus, striker-striker yang selayaknya bisa dikontrak dan pantas memakai kostum kebanggaan PERSB. 
Patrich Wanggai
http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Striker-Indonesia-Patrich-Wanggai.jpg
Kebetulan striker yang bersinar di Sea Games ini, masih belum menandatangani kontrak dengan tim manapun. Pemain yang musim lalu membela Persidafon Dafonsoro ini masih bimbang atas tawaran dari luar papua yang berdatangan. Sosok striker yang memiliki kaki kiri kuat dan tendangan bebas yang akurat ini bisa menjadi pengganti dari Zdravco Dragicevic. 

Marcio Souza
http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/player-images/16/26516_186x236.jpg
Striker asal Brasil berumur 31 tahun ini juga masih belum mendapatkan klub, setelah Persela Lamongan enggan untuk mengontraknya kembali. Mantan pemain Deltras dan Semen Padang ini saya nilai masih memiliki kemampuan lebih untuk bersaing dengan Aliyudin dan Airlangga yang sebelumnya sudah terlebih dahulu dikontrak oleh PERSIB.

Noh Alam Syah
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLUN0euf-T2br9s_ILhqGUT_pORcVu0d07brZMCsZnhEjCh8P21LO9XWcPDHwfuD0CvJr1i2dBzDnw6n1QpO680QtCSwLsicBMq73XzyoU_dHPRK_KjscRGqkOLne_oSwZgIG-FzMdhTM/s1600/noh-alam-syah.jpg
Striker asal Singapura berumur 30 tahun ini tidak perlu disangsikan lagi kemampuannya. Setelah keengganannya memperpanjang kontrak di Arema Malang. Persib saya harap bisa mengontrak pemain ini. Sudah terbukti dengan torehan 33 golnya dari 56 kali memperkuat tim singo edan. Kaki kanan dan kiri yang sama baik, dan berperan sebagai striker murni. Tidak salah kalau pengurus PT. PBB mengontrak pemain ini. 

Alessandro Trabucco
                                                          http://u.goal.com/104700/104769hp2.jpg
Striker muda  kelahiran Denpasar, 25 Juli 1994 ini memiliki kemampuan lebih untuk anak sesusianya dalam bermain bola. Pemain yang sekarang membela tim serie-A yaitu AC. Cesena, meskipun saat ini Trabucco masih bermain di tim taruna AC. Cesena. Alessandro Trabucco sendiri mengungkapkan sangat ingin bermain di Liga Indonesia. Mungkin Persib bisa meminjamnya selama semusim untuk menambah jam terbang di kompetisi senior.

Budidaya Tanaman Oyong (Pemanenan)

Pelaksanaan
Pemanenan dilakukan 5 kali. Pemanenan seharusnya dilakukan setiap 3 kali sehari selama dua minggu. Namun pada kenyataanya pemanenan kami lakukan dalam selang waktu 4-5 hari dari pemanenan sebelumnya karena pertumbuhan tanaman oyong kami yang lambat. Pemanenan dilakukan pada saat tanaman oyong berusia sekitar 70 hari.  Waktu pemanenan biasanya dilakukan pada sore hari.
Alat dan Teknik Pemanenan
Pada saat proses pemanenan, alat yang digunakan adalah cutter atau pisau. Sebelum melakukan pemanenan, kita harus mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi sebuah tanaman oyong untuk bisa dipanen, diantaranya adalah :
a.    Ukuran buah oyong tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil.
b.    Buah masih berwarna hijau segar.
c.    Kondisi buah tidak rusak karena penyakit atau hama.
Pemanenan dilakukan dengan memotong  batang buah oyong yang cukup keras menggunakan cutter agar buah tidak patah. Pemotongan batang buah oyong harus hati-hati, karena buah oyong mudah patah. Buah oyong yang telah dipanen kemudian di timbang dengan menggunakan timbangan, sehingga dapat diketahui perbandingan jumlah hasil panen yang dihasilkan dari panen pertama hingga panen terakhir. 
Pasca Panen
Setelah beberapa kali dipanen, tanaman oyong mencapai masa dimana tingkat keproduktifannya menurun sehingga buah yang dihasilkan menurun pula. Dengan begitu, tanaman oyong tersebut harus dirobohkan supaya tidak produktif lagi dan diganti dengan benih yang baru sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal kembali.

Budidaya Tanaman Oyong (Penanaman dan Perawatan)

Penanaman
Tujuan dari penanaman adalah hasil yang sebanyak-banyaknya, mutu yang sebaik-baiknya. Dengan syarat, tanaman harus subur dan sehat. Apabila tanaman tidak subur dan sehat maka bukan hasil yang sebanyak-banyaknya dengan mutu yang sebaik-baiknya yang kita dapat justru hasil yang sangat sedikit dengan mutu yang rendah. Sebelum melakukan penanaman, kita harus menentukan kapan waktu penanaman yang baik, persiapan lahan  sebelum penanaman dilaksanakan, serta penentuan jarak tanam dan lubang tanam juga harus ditentukan terlebih dahulu.  Beberapa faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan serta hasil yang akan dituai nantinya dari budidaya tanaman oyong ini. Oleh karena itu, hal-hal tersebut harus benar-benar diperhatikan demi kesuksesan pelaksanaan suatu budidaya.
Lubang dan Jarak Tanam
Penentuan lubang dan jarak tanam menjadi salah satu faktor yang mutlak harus dipenuhi sebelum proses penanaman. Bagi tanaman oyong, penanaman pada bedengan yang berukuran 1m x 8m dilakukan dengan jarak tanam 35cm setiap tanaman. Setelah pengaturan jarak tanam selesai, pengaturan kedalaman lubang tanam juga menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan suatu proses budidaya. Pada penanaman oyong, kedalaman lubang tanah didasarkan pada jarak tanam yang sudah dilakukan yaitu sekitar 20 cm. Kemudian, biji oyong yang telah disediakan dimasukkan ke dalam lubang dengan diberi furadan agar hewan seperti semut tidak memakan biji tersebut. Setelah itu bji ditutup dengan tanah dan ditutup kembali dengan jerami. Penutupan biji oleh tanah tidak boleh terlalu rapat, sehingga masih ada celah bagi biji untuk dapat tumbuh dan memungkinkan masuknya sinar matahari.
 Waktu Tanam
        Penentuan waktu yang tepat untuk memulai penanaman juga merupakan faktor penting dapat terlaksanakannya proses budidaya denga baik. Oleh karena itu, kami memulai penanaman pada musim penghujan  tepatnya pada tanggal 27 Januari 2010 karena penanaman tanaman oyong pada musim penghujan lebih baik dan dapat lebih memberikan hasil yang maksimal.  Penanaman oyong ini dilakukan setelah lahan yang sebelumnya dipenuhi oleh gulma dibersihkan dan dilakukan penyisiran.
 
Pemeliharaan atau Perawatan 
Penyiraman
Penyiraman sebaiknya dilakukan pada waktu pagi dan sore hari. Namun pada saat melakukan kegiatan, kami memulainya pada saat musim hujan berlangsung sehingga kami tidak perlu melakukan penyiraman kembali pada sore hari. Adapun tujuan dari penyiraman ini adalah :
a.    Mengganti air yang menguap pada siang hari.
b.    Mengembalikan kekuatan tanaman kepada keadaan tanaman di malam hari.
c.    Penambahan terhadap tanaman yang kekuarangan air.
 Penyiangan
    Tujuan dilakukannya penyiangan adalah untuk membersihkan gulma atau rumput liar yang tumbuh disekitar tanaman gambas. Gulma atau rumput liar ini memberikan pengaruh yang tidak baik untuk tanaman, sebagai berikut :
a.    Menghalangi tumbuhnya tanaman.
b.    Terjadi kompetisi mendapatkan unsur hara antara gulma dengan tanaman inti.
c.    Gulma dapat menjadi sumber penyakit bagi tanaman inti.
d.    Tempat mencari makan bagi serangga yang dapat m.erusak tanaman inti.
e.    Terjadi kompetisi untuk mendapatkan cahaya dan CO2 antara tanaman inti dengan gulma
Pendangiran atau Mengemburkan Tanah
Pendangiran perlu dilakukan agar tanah yang menjadi padat akibat hujan lebat dapat gembur kembali. Pendangiran tidak boleh dilakukan pada saat tanah masih dalam kondisi basah atau tergenang air hujan supaya tanah tidak menjadi seperti bubur yang nantinya akan padat kembali. Pendangiran atau menggemburkan tanah ini dilakukan dengan tujuan:
a.    Peredaran udara dan air tanah lebih sempurna.
b.    Mengurangi penguapan air di dalam tanah, sehingga air dari dalam tanah yang hendak diuapkan melalu pipa-pipa kapiler tertahan dan dapat diserap oleh akar tanaman
 Penyulaman
Penyulaman adalah mengganti tanaman yang rusak atau tanaman yang tidak baik pertumbuhannya. Penyulaman dilakukan pada minggu pertama setelah proses penanaman bibit karena dari total tanaman yang ditanam sebanyak 44 benih yang tumbuh hanya 16 benih sehingga dilakukan penyulaman dengan harapan tanaman yang menjadi pengganti tersebut dapat tumbuh lebih baik.
Penjarangan
Penjarangan dilakukan secara bertahap sehingga dapat mencapai jarak yang diperlukan serta jumlah tanaman pada setiap lubangnya. Penjarangan dilakukan untuk mengurangi kompetisi antar tanaman dalam pengambilan nutrisi atau unsur hara serta air.
Pemberian Mulch
Mulch adalah penutup tanah yang terdiri dari bahan seperti jerami yang dipotong-potong. Pemberian mulch perlu, karena proses budidaya tanaman oyong ini berlangsung pada musim penghujan, sehingga dengan pemberian mulch dapat mengurangi hanyutnya tanah oleh air hujan.
Pemupukan
 Pemupukan dilakukan seminggu setelah proses penyulaman. Pemupukan dilakukan bersamaan dengan penyiangan. Jenis pupuk yang diberikan adalah urea dengan dosis 145gr/bedeng dan phonska 345gr/bedeng. Pemberiaan pupuk dilakukan dengan cara diberikan di sekeliling tanaman dengan kedalaman 15cm dan jarak dari pangkal tanam 10cm. Setelah pupuk diberikan, tanah ditutup dengan menyisakan sedikit rongga di sekitar tempat pemupukan (ditutup tipis-tipis).
 Pemasangan Ajir
Pemasangan ajir dilakukan saat tanaman berusia 2 minggu. Tanaman oyong adalah tanaman yang merambat sehingga pemasangan ajir ini perlu dilakukan untuk membantu proses perambatan tanaman oyong sehingga tidak mengganggu tanaman pada bedengan yang lain serta memudahkan perawatan dan pertumbuhannya  . Ajir yang digunakan terbuat dari bambu yang tipis dengan panjang sekitar 1,5 m dan lebar 15 cm.
Pengikatan Batang Oyong
Pengikatan oyong ini dilakukan dengan tujuan agar batang tanaman oyong dapat tumbuh lurus pada ajir dan tidak merambat pada bedengan lain dan mengganggu tanaman lain. Proses pengikatan batang oyong tidak perlu terlalu kuat dengan menyisakan sedikit ruang disekitar batang tanaman oyong untuk tempat tumbuh dan bergerak.
 Pemberantasan Hama dan Penyakit
Penyakit yang ditemukan pada tanaman oyong adalah menguningnya dan berlubangnya daun oyong. Munculnya bercak-bercak kuning pada daun oyong menandakan bahwa tanaman oyong terserang penyakit. Bercak tersebut lama-lama menyebabkan daun menguning dan menjadi kering dan akhirnya buah oyong bisa membusuk. Karena umur tanaman oyong yang tergolong singkat, maka pemberantasan hama dan penyakit pada tanaman oyong dapat dilakukan dengan membersihkan daerah di sekitar bedengan termasuk mencabuti rumput-rumput liar atau gulma di sekitar tanaman serta menyemprotkan pestisida  untuk membunuh hama yang dapat menjadi salah satu faktor perantara penyakit yang dapat menyerang tanaman oyong.

Budidaya Tanaman Oyong (Persiapan Lahan)

Persiapan lahan yang dilakukan meliputi membajak, menyisir, dan membuat bedengan. Ukuran lahan yang disediakan untuk penanaman gambas di lingkungan Politeknik Jember adalah berukuran 8 x 1 meter. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal tanah tersebut harus diolah, namun sayangnya kami tidak mengolah lahan kami melainkan pihak Politeknik yang mengolahnya dan membuatkan bedengan. Sehingga kami datang ke lahan tersebut dengan keadaan lahan sudah siap untuk ditanam dan kami tinggal membersihkan gulma yang menutupi lahan tersebut. Pengolahan tanah yang dilakukan bertujuan :
a.    Agar “root system” dapat tumbuh lebih sempurna dan bebas
b.    Pertumbuhan gulma (rumput liar) dapat dikendalikan
c.    Sifat fisik tanah lebih baik
Pengolahan tanah sendiri meliputi beberapa langkah-langkah yaitu :
Membajak atau Mencangkul
Pembajakan dan pencangkulan tanah dilakukan dengan kedalaman sekitar 20 cm. hal ini bertujuan untuk membalik dan mencampur lapisan tanah lapisan atas yang baik dengan lapisan bawah.
Menyisir
Penyisiran dilakukan untuk memecah, menghaluskan, dan meratakan gumpalan tanah yang masih besar dan keras dari hasil pembajakan atau pencangkulan tadi. Penyisiran tanah ini tidak perlu dilakukan berulang-ulang sebab bila demikian tanah bisa menjadi padat. Penyisiran dilakukan saat minggu ketiga untuk mempersiapkan bibit yang akan ditanam.
Membuat Bedengan
Setelah pengolahan tanah selesai perlu dibiarkan selama 4 – 5 hari, kemudian dibuatlah bedengan. Namun dalam praktek tahun ini, bedegan tersebut telah dibuat dan disiapkan oleh pihak Politeknik. Tujuan pembuatan bedengan adalah sebagai berikut ;
a.    Memudahkan pembuangan air hujan, melalui jalan antarpetakan.
b.    Mempermudah pemeliharaan.
c.    Mempermudah meresapnya air hujan atau pengairan.
d.    Menghindari pemadatan tanah karena injakan.
Ukuran bedengan adalah sebagai berikut :
o    Tinggi 10 – 20 cm
o    Lebar 100 – 120 cm
o    Panjang kurang lebih 5 m, namun bedengan kami mempunyai panjang 8 m.
o    Lebar jalan antar bedengan 15 – 50 cm.
 
Pemupukan Dasar
Pemupukan adalah pemberian dan pengembalian zat-zat di dalam tanah yang berkurang jumlahnya. Pemupukan dilakukan untuk mencukupi atau menambah zat-zat makanan yang berguna bagi tanaman dari dalam tanah. Namun, zat-zat itu tidak sepenuhnya bisa siap diserap oleh tanaman. Dalam hal ini, pemupukan dasar dilakukan sebelum penanaman berlangsung dengan tujuan agar tanah mengandung unsur hara yang cukup sehingga siap ditanami dan nantinya tanaman dapat tumbuh dengan baik di tanah tersebut. Selain itu, pupuk yang digunakan adalah pupuk urea yang telah dicampur dengan furadan.

The Influence of Temperature and pH to Catalyze Enzyme’s Work

Tools and Materials
1.    10 reaction tubes
2.    1 rack of reaction tube
3.    Hydrogen Peroxide(H2O2) solution
4.    NaOH solution
5.    HCl solution
6.    Wooden tweezers
7.    Palm-leaf rib
8.    A beaker glass 200 ml
9.    Cotton
10.    Pure water
11.    2 pipettes
12.    1 set of mortar
13.    1 Bunsen lamp
14.    Match
15.    Fresh chicken liver
16.    Fresh cow liver
17.    Tissues
 
Steps
The experiment using fresh chicken liver to determine the influence of temperature to the catalyze enzyme:
1.    Make an extract by pounding the fresh chicken liver into the mortar, then add the water as enough. Then, sift it.
2.    Pour the extract into the three reaction tubes by using pipettes. Give 20 drops for each tube or as high as 1 cm.
3.    Prepare three reaction tubes which have already been added by 20 drops of H2O2 for each tube.
4.    Then, pour the first H2O2 solution into the fresh chicken liver extract. Cover it with cotton. Prepare the burned palm-leaf rib which leaves the flame in it, after that put in between the interstice of the bubbles (the result of H2O2 reaction) in the reaction tube.
5.    Heat the second fresh chicken liver approximately 1 minute.  Then mix the H2O2 solution into it. Cover it with cotton. Prepare the burned palm-leaf rib which leaves the flame in it, after that put in between the interstice of the bubbles in the second reaction tube.
The experiment using fresh chicken liver to determine the influence of pH to the catalyze enzyme: 
1.    Make an extract by pounding the fresh chicken liver into the mortar, then add the water as enough. Then, sift it.
2.    Pour the extract into the three reaction tubes by using pipettes. Give 20 drops for each tube or as high as 1 cm.
3.    Prepare three reaction tubes which have already been added by 20 drops of H2O2 for each tube.
4.    Then, pour the first H2O2 solution into the fresh chicken liver extract. Cover it with cotton. Prepare the burned palm-leaf rib which leaves the flame in it, after that put in between the interstice of the bubbles (the result of H2O2 reaction) in the reaction tube.
5.    Heat the second fresh chicken liver approximately 1 minute.  Then mix the NaOH solution into it. Add H2O2 solution too.  Cover it with cotton. Prepare the burned palm-leaf rib which leaves the flame in it, after that put in between the interstice of the bubbles in the second reaction tube.
6.    The third, mix 20 drops of HCl solution and fresh liver extract. Add H2O2 solution. Close it with cotton. Then, add Prepare the burned palm-leaf rib which leaves the flame in it, after that put in between the interstice of the bubbles (the result of HCl reaction) in the second reaction tube.
To examine the catalyze enzyme in fresh cow liver, use the same method as in the fresh chicken liver.

Antiseptik Gel Lidah Buaya

Alat dan Bahan
Lidah Buaya ( Aloe vera )
Percobaan ini kami menggunakan Lidah Buaya ( Aloe vera ) sebagai bahan dasar pembuatan antiseptik gel. Banyaknya Lidah Buaya ( Aloe vera ) yang digunakan pada percobaan ini adalah 2 batang – daun dewasa.

Pipet
Merupakan suatu alat untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan takaran berupa “ tetes “.


Gelas Ukur
Gelas ukur merupakan wadah yang digunakan untuk mengukur takaran cairan yang memiliki satuan takar mililiter ( ml ).

Gelas Bekker
Gelas bekker merupakan wadah yang digunakan untuk mencampurkan berbagai macam cairan kimiawi.

Blender
Blender merupakan alat dapur yang digunakan untuk menghancurkan daging buah yang kamudian diambil ekstrak buahnya.

Spatula
Dalam hal ini spatula yang digunakan untuk memisahkan daging buah dengan kulit.

Penyaring
Penyaring merupakan alat yang digunkan untuk memisahkan serat buah dengan cairan ekstrak buah.

Plastik
Plastik digunakan sebagai penutup gelas bekker yang didalamnya terdapat campuran antiseptik gel. Gelas bekker harus ditutup plastik dengan rapat, agar alkohol di dalamnya tidak menguap sehingga dapat mengurangi keefektifan dalam membunuh bakteri.
Double tape
Double tape digunakan untuk menyegel plastik sebagai penutup agar tidak terdapat celah sehingga alkohol tidak menguap.

Alkohol
Dalam hal ini alkohol digunakan sebagai bagian yang berfungsi sebagai bahan antiseptik yaitu menghambat pertumbuhan bakteri. Takaran yang digunakan dalam percobaan ini adalah 10 ml alkohol.

Aroma pewangi
Aroma pewangi yang digunakan dalam percobaan ini adalah aroma pewangi strawberry. Takaran yang digunakan ada 5 tetes.

Langkah Kerja
a.    Kupas Lidah Buaya ( Aloe vera )
Hal ini dilakukan untuk memisahkan daging buah dengan kulit dengan menggunakan alat spatula.
b.    Blender daging buah
Penghancuran daging buah dengan menggunakan alat Blender.
c.    Saring daging buah yang telah hancur
Setelah penyringan dilakukan, ambil ekstrak cair hasil penyaringan antara ampas daging dan cairan ekstrak sebanyak 20 ml.
d.    Tambahkan alkohol sebanyak 10 ml kedalam 20 ml cairan ekstrak Lidah Buaya ( Aloe vera ).
e.    Beri pewangi sebanyak 5 tetes
Pewangi yang digunakan sesuai selera. Namun percobaan kali ini kami menggunakan pewangi aroma strawberry.
f.    Tutup gelas bekker yang berisi cairan antiseptik gel dengan plastik.
g.    Segel plastik dengandirekatkan double tape di setiap sisinya.
Hail ini dilakukan agar gelas bekker benar – benar tertutup tanpa celah sedikitpun. Karena jika terdapat celah seidikit saja, alkohol dapat menguap sehingga mengurangi kualitas dan keefektifan dalam membunuh bakteri.
h.    Antiseptik Gel Lidah Buaya  telah siap.