Fase ini dimulai setelah setelah
fase eksplorasi dimulai. Fase perencanaan terbagi menjadi tiga sub fase yang
mengikuti implementasi Global Software Development, yaitu (1) Sub fase
perencanaan yang terdapat di fase eksplorasi dinamakan dengan sub fase
inception (2) Sub fase perencanaan yang terdapat di fase iterasi dinamakan
dengan sub fase elaboration (3) Sub fase perencanaan yang terdapat di fase
produksi dinamakan dengan sub fase constructions.
Sub face inception, tahap awal
fase perencanaanyan. Sub fase ini menekankan pada kesepakatan awal antara klien
dan tim untuk melakukan prioritas sebagai hal yang telah diusulkan oleh klien
dalam user stories. Hal yang terpenting dalam hal ini adalah kesamaan visi
terkait dengan berbagai hal akana dikembangkan dalam solusi. Kesamaan visi pada
umumnya dapat terwujud melalui diskusi yang intens dan komunnikasi secara
langsung antara tim dan klien.
Skala prioritas pada
penyusunannya disusun berdasarkan pada masukan klien. Yang akan dikuantitatifkan
pada model Low, Medium, High. Proritas High dikenal sebagai prioritas tinggi.
Menekankan pada user stories dan sangat penting untuk kebutuhan solusi. Pada
prioritas ini user story tidak dapat diabaikan dan diganggu gugat
keberadaannya. Prioritas Medium, memfokuskan pada fitur yang menyongkong fitur
pada prioritas High. Prioritas Low lebih kea rah eye candy atau sesuatu yang
akan menjadi nilai tambah bila hal ini ada. Pada implementasinya, kecenderungan
klien menganggap semua user story penting. Hal ini harus dihindari karena
bagaimanapun user story harus diprioritaskan dan dipilih pada saat penyusunan
dokumen perencanaan rilis.
Rencana rilis dan versioning,
menjelaskan suatu model penyampaian software yang bersifat incremental. Versioning didefinisikan sebagai rencana
jangka panjang suatu software. Model versioning secara simbolis menjelaskan “it
is a different project” sebagai contoh versi 1 dan versi 2 dapat dikatakan
proyek yang berbeda. GXP mengimplementasinya dimulai dari angka 1 untuk sebuah rilis,
angka 0 untuk iterasi, dan angka 1 untuk tiap penambahan, perbaikan atau
perubahan user story.
Penyusunan Dokumen Rilis, isi dari dokumen antara
lain (1) Ringkasan eksklusif, bagian ini berisi ringkasan solusi yang tengah
dikembangkan dan waktu yang disepakati dalam pengembangan (2) Rencana rilis,
bagian ini berisi daftar user story yang telah diproriatiskan (3) Rencana
iterasi, bagian ini berisi daftar user story yang sudah dipisahkan dalam
sekumpulan iterasi (4) Kesimpulan, berisi ringkasan kuantitatif mengenai user
story yang disepakati, yang tidak dilanjutkan pengembangannya dan user story
yang disinyalir masih membutuhkan analisis lebih dalam.
Ringkasan
eksklusif, diambil dari informasi yang bisa diambil dari langkah estimasi pada
fase eksplorasi. Selanjutnya menentukan rencana rilis. Rencana rilis
mengklarifikasi user story berdasar pada prioritas. Hal ini dapat dengan mudah
dilakukan dengan memodifikasi spreadsheetuser stories kemudian melabeli
prioritas berdasarkan kebutuhan.
Penyusunan
rencana iterasi, melakukan pemisahan dari rencana rilis yang sudah diurutkan
kedalam tahapan-tahapan. Setiap tahapan akan dilaporkan pada klien. Dengan
demikian, klien tidak perlu menunggu hingga proyek selesai. Pihak klien dapat
memberi masukan sebelum semuanya terlambat, dengan beberapa tahap (1)
menentukan banyak iterasi dalam sebuah rilis (2) menentukan banyakanya user
stories untuk setiap iterasi (3) menyusun dokumen itersi.
Kesimpulan
pada dokumen perencanaan adalah dengan tetap menyebutkan fakta kuantitatif
namun menghindari aspek dan istilah teknis karena baik kesimpulan dan ringkasan
eksklusif menjadi dua bagian yang umum dibaca oleh stakeholder yang mungkin
saja berlatar belakang non teknis.
Sub
fase elaboration, dilakukan pada fase iterasi. Tepat dilakukan pada saat tim
sudah melakukan mock-up prototyping. Planning pada tahap ini dilakukan berdasar
pada mock-up yang telah dikembangkan dan menghasilkan sebuah lembar kerja
pengujian yang dikenal dengan dokumen rencana pengujian. Dokumen ini
memfokuskan pada pengujian fungsional, yakni pengujian yang menilai aspek
system. Pengujian lain yang meliputi aspek non-fungsional seperti keamanan,
realibitas, skalabilitas, dan performa yang akan diuji bersamaan pada fase
produksi aplikasi.
Sub
fase construction adalah sub fase perencanaan yang dilakukan pada tahap
produksi. Pada tahap ini yang dilakukan adalah perencanaan quality assurance
dan strategi deployment system dari lokasi staging ke lokasi produksi. Sesi
pengujian oleh klien atau yang dikenal UAT (user acceptance test), memvalidasi
3 hal utama yaitu (1) kesesuaian struktur data yang disimpan dan dikelola oleh
system (2) kesesuaian bisnis proses solusi dengan bisnis proses yang diinginkan
klien (3) kesesuaian antarmuka yang diinginkan oleh klien dengan apa yang sudah
dikembangkan oleh tim teknis.