Monday, 14 January 2013

Fase perencanaan pada GXP

Fase ini dimulai setelah setelah fase eksplorasi dimulai. Fase perencanaan terbagi menjadi tiga sub fase yang mengikuti implementasi Global Software Development, yaitu (1) Sub fase perencanaan yang terdapat di fase eksplorasi dinamakan dengan sub fase inception (2) Sub fase perencanaan yang terdapat di fase iterasi dinamakan dengan sub fase elaboration (3) Sub fase perencanaan yang terdapat di fase produksi dinamakan dengan sub fase constructions.
Sub face inception, tahap awal fase perencanaanyan. Sub fase ini menekankan pada kesepakatan awal antara klien dan tim untuk melakukan prioritas sebagai hal yang telah diusulkan oleh klien dalam user stories. Hal yang terpenting dalam hal ini adalah kesamaan visi terkait dengan berbagai hal akana dikembangkan dalam solusi. Kesamaan visi pada umumnya dapat terwujud melalui diskusi yang intens dan komunnikasi secara langsung antara tim dan klien.
Skala prioritas pada penyusunannya disusun berdasarkan pada masukan klien. Yang akan dikuantitatifkan pada model Low, Medium, High. Proritas High dikenal sebagai prioritas tinggi. Menekankan pada user stories dan sangat penting untuk kebutuhan solusi. Pada prioritas ini user story tidak dapat diabaikan dan diganggu gugat keberadaannya. Prioritas Medium, memfokuskan pada fitur yang menyongkong fitur pada prioritas High. Prioritas Low lebih kea rah eye candy atau sesuatu yang akan menjadi nilai tambah bila hal ini ada. Pada implementasinya, kecenderungan klien menganggap semua user story penting. Hal ini harus dihindari karena bagaimanapun user story harus diprioritaskan dan dipilih pada saat penyusunan dokumen perencanaan rilis.
Rencana rilis dan versioning, menjelaskan suatu model penyampaian software yang bersifat incremental.  Versioning didefinisikan sebagai rencana jangka panjang suatu software. Model versioning secara simbolis menjelaskan “it is a different project” sebagai contoh versi 1 dan versi 2 dapat dikatakan proyek yang berbeda. GXP mengimplementasinya dimulai dari angka 1 untuk sebuah rilis, angka 0 untuk iterasi, dan angka 1 untuk tiap penambahan, perbaikan atau perubahan user story.
Penyusunan Dokumen Rilis, isi dari dokumen antara lain (1) Ringkasan eksklusif, bagian ini berisi ringkasan solusi yang tengah dikembangkan dan waktu yang disepakati dalam pengembangan (2) Rencana rilis, bagian ini berisi daftar user story yang telah diproriatiskan (3) Rencana iterasi, bagian ini berisi daftar user story yang sudah dipisahkan dalam sekumpulan iterasi (4) Kesimpulan, berisi ringkasan kuantitatif mengenai user story yang disepakati, yang tidak dilanjutkan pengembangannya dan user story yang disinyalir masih membutuhkan analisis lebih dalam.
                Ringkasan eksklusif, diambil dari informasi yang bisa diambil dari langkah estimasi pada fase eksplorasi. Selanjutnya menentukan rencana rilis. Rencana rilis mengklarifikasi user story berdasar pada prioritas. Hal ini dapat dengan mudah dilakukan dengan memodifikasi spreadsheetuser stories kemudian melabeli prioritas berdasarkan kebutuhan.
                Penyusunan rencana iterasi, melakukan pemisahan dari rencana rilis yang sudah diurutkan kedalam tahapan-tahapan. Setiap tahapan akan dilaporkan pada klien. Dengan demikian, klien tidak perlu menunggu hingga proyek selesai. Pihak klien dapat memberi masukan sebelum semuanya terlambat, dengan beberapa tahap (1) menentukan banyak iterasi dalam sebuah rilis (2) menentukan banyakanya user stories untuk setiap iterasi (3) menyusun dokumen itersi.
                Kesimpulan pada dokumen perencanaan adalah dengan tetap menyebutkan fakta kuantitatif namun menghindari aspek dan istilah teknis karena baik kesimpulan dan ringkasan eksklusif menjadi dua bagian yang umum dibaca oleh stakeholder yang mungkin saja berlatar belakang non teknis.
                Sub fase elaboration, dilakukan pada fase iterasi. Tepat dilakukan pada saat tim sudah melakukan mock-up prototyping. Planning pada tahap ini dilakukan berdasar pada mock-up yang telah dikembangkan dan menghasilkan sebuah lembar kerja pengujian yang dikenal dengan dokumen rencana pengujian. Dokumen ini memfokuskan pada pengujian fungsional, yakni pengujian yang menilai aspek system. Pengujian lain yang meliputi aspek non-fungsional seperti keamanan, realibitas, skalabilitas, dan performa yang akan diuji bersamaan pada fase produksi aplikasi.
                Sub fase construction adalah sub fase perencanaan yang dilakukan pada tahap produksi. Pada tahap ini yang dilakukan adalah perencanaan quality assurance dan strategi deployment system dari lokasi staging ke lokasi produksi. Sesi pengujian oleh klien atau yang dikenal UAT (user acceptance test), memvalidasi 3 hal utama yaitu (1) kesesuaian struktur data yang disimpan dan dikelola oleh system (2) kesesuaian bisnis proses solusi dengan bisnis proses yang diinginkan klien (3) kesesuaian antarmuka yang diinginkan oleh klien dengan apa yang sudah dikembangkan oleh tim teknis.

0 comment to “Fase perencanaan pada GXP”

Post a Comment

tinggalkan pesan anda